Dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas
Danau Toba dengan Pulau Samosir
Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi
Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat
sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.
Danau Toba sejak lama menjadi daerah
tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang dan Nias, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Sejarah Danau Toba Secara Ilmiah
Diperkirakan Danau Toba terjadi saat
ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan
letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling
baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan
vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan
ignimbrit dan 2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat
selama 2 minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh
bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu
dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut.
Kejadian ini menyebabkan kematian
massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai
sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta
manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya.
Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang
sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Tim peneliti multidisiplin
internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu
konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan
hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya
kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak
3.000 mil, dari sebaran abunya.
Selama tujuh tahun, para ahli dari oxford University tersebut meneliti projek ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya
kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul.
Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya sabana (padang rumput). Sementara tulang belulang hewan
berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba.
Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan,
ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli,
betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu. Bukti-bukti yang
ditemukan, memperkuat dugaan, bahwa kekuatan letusan dan gelombang lautnya sempat memusnahkan kehidupan di Atlantis.
Sejarah Danau Toba dan Pulau Samosir Berdasarkan Cerita Rakyat
Pada jaman dahulu, hiduplah
seorang pemuda tani yatim piatu di bagian utara Pulau Sumatra. Daerah tersebut
sangatlah kering. Pemuda itu hidup dari bertani dan mendurung ikan, hingga pada
suatu hari ia mendurung,sudah setengah hari ia melakukan pekerjaan itu namun
tak satu pun ikan didapatnya.
Maka dia pun bergegas pulang
karena hari pun mulai larut malam, namun ketika ia hendak pulang ia melihat
seekor ikan yang besar dan indah , warnanya kuning emas. Ia pun menangkap ikan
itu dan dengan segera ia membawa pulang ikan tersebut, sesampainya di rumah
karena sangat lapar maka ia hendak memasak ikan itu tetapi karena indahnya ikan
itu dia pun mengurungkan niatnya untuk memasak ikan itu, ia lebih memilih untuk
memeliharanya, lalu ia menaruhnya di sebuah wadah yang besar dan memberi
makannya, keesokan harinya seperti biasanya ia pergi bertani ke ladangnya, dan
hingga tengah hari ia pun pulang ke rumah, dengan tujuan hendak makan siang,
tetapi alangkah terkejutnya dirinya, ketika melihat rumahnya, di dalam rumahnya
telah tersedia masakan yang siap untuk dimakan, ia terheran-heran, ia pun
teringat pada ikannya karena takut dicuri orang, dengan bergegas ia lari ke
belakang, melihat ikan yang di pancingnya semalam. Ternyata ikan tersebut masih
berada di tempatnya, lama ia berpikir siapa yang melakukan semua itu, tetapi
karena perutnya sudah lapar , akhirnya ia pun menyantap dengan lahapnya masakan
tersebut.
Dan kejadian ini pun terus
berulang-ulang, setiap ia pulang makan, masakan tersebut telah terhidang di
rumahnya. Hingga pemuda tersebut mempunyai siasat untuk mengintip siapa yang
melakukan semua itu, keesokan harinya dia pun mulai menjalankan siasatnya, ia
pun mulai bersembunyi di antara pepohonan dekat rumahnya. Lama ia menunggu,
namun asap di dapur rumahnya belum juga terlihat, dan ia pun berniat untuk
pulang karena telah bosan lama menunggu, namun begitu ia akan keluar dari
persembunyiannya, ia mulai melihat asap di dapur rumahnya, dengan perlahan
lahan ia berjalan menuju kebelakang rumahnya untuk melihat siapa yang melakukan
semua itu.
Alangkah terkejutnya dirinya
ketika ia melihat siapa yang melakukan semua itu, dia melihat seorang wanita
yang sangat cantik dan ayu berambut panjang, dengan perlahan-lahan ia memasuki
rumahnya, dan menangkap wanita tersebut. Lalu Ia berkata,
“hai .. wanita, siap kah
engkau, dan dari mana asalmu?”
Wanita itu tertunduk diam,
dan mulai meneteskan air mata, lalu pemuda itu pun melihat ikannya tak lagi
berada di dalam wadah. Ia pun bertanya pada wanita itu,
“hai wanita kemanakah ikan
yang di dalam wadah ini?”
Wanita itu pun semakin
menangis tersedu-sedu, namun pemuda tersebut terus memaksa dan akhirnya wanita
itu pun berkata
“Aku adalah ikan yang kau
tangkap kemarin” .
Pemuda itu pun terkejut,
namun karena pemuda itu merasa telah menyakiti hati wanita itu , maka pemuda
tersebut berkata,
“Hai wanita maukah engkau
menjadi Istri ku..??”,
Wanita tsb terkejut , dia hanya
diam & tertunduk ,lalu pemuda tsb berkata
“Mengapakah engkau diam ..!!”
.
Lalu wanita tsb pun berkata ,
“ aku mau menjadi istri mu .. tetapi dengan satu syarat, apakah syarat itu
balas pemuda itu dengan cepat bertanya, wanita itu berkata,
“Kelak jika anak kita lahir
dan tumbuh, janganlah pernah engkau katakan bahwa dirinya adalah anakni
Dekke(anaknya ikan)”.
Pemuda itu pun menyetujui
persyaratan tsb dan bersumpah tidak akan mengatakannya, Dan menikahlah mereka.
Hingga mereka mempunyai anak
yang berusia 6 tahunan , anak itu sangatlah bandal (jugul) dan tak pernah
mendengar jika di nasehati, Lalu suatu hari sang ibu menyuruh anaknya untuk
mengantar nasi ke ladang ketempat ayahnya, anak itu pun pergi mengantar nasi
kepada ayahnya, namun di tengah perjalanan ia terasa lapar, Ia pun membuka
makanan yang di bungkus untuk ayahnya, dan memakan makanan itu. Setelah selesai
memakannya, kemudian ia pun membungkusnya kembali dan melanjutkan perjalanannya
ketempat sang ayah, sesampainya di tempat sang ayah Ia memberikan bungkusan
tersebut kepada sangayah, dengan sangat senang ayahnya menerimanya, lalu
ayahnya pun duduk dan segera membuka bungkusan nasi yang di titipkan istrinya
kepada anaknya, alangkah terkejutnya ayahnya melihat isi bungkusan tersebut.
Yang ada hanya tinggal tulang ikan saja,sang ayah pun bertanya kepada anaknya
“hai anakku., mengapa isi
bungkusan ini hanya tulang ikan belaka”, anaknya nya pun menjawab, “ di
perjalanan tadi perutku terasa lapar jadi aku memakannya”, sang ayah pun emosi,
dengan kuat ia menampar pipi anaknya sambil berkata
“Botul maho anakni dekke
(betul lah engkau anaknya ikan),”
Sang anak pun menangis dan
berlari pulang kerumah.,sesampainya dirumah anaknya pun menanyakan apa yang di
katakan ayahnya
“mak .. olo do na di dokkon
amangi, botul do au anakni dekke (mak .benarnya yang dikatakan ayah itu ,
benarnya aku ini anaknya ikan)” mendengar perkataan anaknya ibunya pun
terkejut, sambil meneteskan air mata dan berkata di dalam hati.
“Suami ku telah melanggar
sumpahnya,dan sekarang aku harus kembali ke alamku,”
Maka, langit pun mulai gelap, petir pun menyambar nyambar, hujan badai pun
mulai turun dengan derasnya, sang anak dan ibu raib, dari bekas telapak kaki
mereka muncul mata air yang mengeluarkan air sederas derasnya, hingga daerah
tersebut terbentuk sebuah Danau, yang Diberi nama Danau TUBA yang berarti danau
tak tau belas kasih ,tetapi karena orang batak susah mengatakan TUBA, maka
danau tersebut terbiasa disebut dengan DANAU TOBA. Sedangkan pulau kecil di
tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.
Referensi
- Jorge
A. Vazquez dan Mary R. Reid. Probing the Accumulation History of the
Voluminous Toba Magma.
Science #305, 13 Agustus 2004, hlm. 991-994. - Dedi Riskomar., Letusan Gunung Toba Terdahsyat di Dunia, Harian Umum Pikiran Rakyat, 1 April 2010, hlm. 3